Seperti namanya, Pantai Siung, memiliki keragaman bukit batu karang yang terjal. Siung, dalam bahasa Indonesia berarti taring, membuat pantai ini seperti sedang menantang. Bagi para pencinta alam Pantai Siung sudah tidak asing lagi. Bebatuan yang menjulang itu menjadi tempat asyik untuk menguji nyali para pemanjat tebing. Selama tidak merusak alam dan menjaga ketertiban, kegiatan panjat tebing bebas dilakukan. Banyak mahasiswa pencinta alam yang menggunakannya sebagai ajang tempat berlatih. Beberapa tebing sudah tersedia track untuk rute panjat tebing. Tak jarang beberapa kesatuan Tentara Nasional Indonesia menggunakan pantai ini sebagai tempat untuk simulasi penyerangan dan penyergapan.
Menuju pantai ini tidak susah. Jalan ke pantai ini mudah, tinggal mengikuti petunjuk dan hanya ada jalan satu-satunya menuju ke pantai. Pasir pantai ini putih. Keelokan pantai ini bisa pula dinikmati dari bukit di sisi kanan kiri pantai. Bukit di sebelah kiri pantai termasuk sempit. Jadi berhati-hatilah jika ingin sampai di puncak bukit karena lebar jalan di bukit itu hanya sekitar satu setengah meter yang sisi kanan kirinya jurang terjal yang langsung menghubungkan batu karang di bawah sana. Berbeda dengan bukit di sisi sebelah kanan pantai. Bukit yang dipenuhi pohon pandan besar-besar itu biasa digunakan sebagai ajang untuk arena panjat tebing.
Ada dua penginapan di sini yang biasa disebut basecamp. Bentuknya seperti rumah panggung. Perbedaannya yang satu tanpa sekat alias los, yang satu memakai sekat kamar (untuk laki-laki dan perempuan). Sehari semalam tarif sewa yang dikenakan Rp 500.000,00 lengkap dengan penerangan listrik dan kamar mandi. Jika tidak sempat membawa makanan sendiri, pengelola siap memasakkan dengan beragam menu. Sayang, waktu kami ingin menanyakan harus menghubungi siapa jika hendak menyewa tempat itu, orang yang dimaksud sedang tidak berada di tempat karena sedang melaut. Jadi, harap langsung ke sana beberapa hari sebelum acara untuk pesan tempat.
Di Pantai Siung terdapat sumber air bawah tanah yang kerap dipakai warga untuk kebutuhan sehari-hari terutama di kala musim kemarau tiba. Tangki-tangki air yang berkeliling mengantar pesanan air saat musim kering tiba juga mengambil air dari dekat pantai ini. Ada dua tempat di pinggir jalan menuju jalan ke pantai dan masuk ke dalam pantai-siung-4hutan di sebuah umbul (mata air) milik salah satu warga.
Tips :
Karcis masuk Rp 1.500,- per orang. Retribusi parkir sepeda motor Rp 500,-. hanya saja kita akan tetap dikenai ongkos parkir lagi di penitipan seharga Rp 2.000,- per motor dan Rp 5.000,- per mobil.
Jalan menuju ke pantai dari TPR (tempat pembayaran retribusi) lumayan jauh. Jalan ini tidak terlalu besar, sehingga bila mobil saling berpapasan hendaklah salah satu harap mengalah. Karakter jalan menikung dengan sesekali tercecer pasir. Hati-hati terpeleset dan terpelanting.