Burjo Jogja, Warung Makan Murah di Jogja
Salah satu warung makan murah di Jogja adalah Warung Burjo, sebuah warung makan sederhana yang suguhkan beragam menu makanan dan minuman dengan harga miring, alias harga pelajar. Selain itu lokasinya mudah di jangkau, karena telah menyebar di berbagai wilayah di Yogyakarta.
Burjo Jogja, merupakan pilihan utama apalagi di tanggal tua, dimana saat kondisi keuangan sedang menipis. Warung Burjo hampir setiap hari ramai pengunjung, sekalipun warung yang sejenis telah menyebar di berbagai sudut kota. Selain itu, kebanyakan warung Burjo buka 24 jam.
Ciri khas warung Burjo ini adalah warna kuning muda serta daftar menu yang di cetak besar disertai dengan harga, tepat di dinding warung. Tidak ada ornament – ornament yang mencolok, sangat sederhana dan rapi. Untuk ukuran luas warung, sangatlah beragam, dari yang seukuran rumah biasa sampai yang setingkat dengan restaurant juga ada.
Ciri khas lainya adalah para pemilik warung Burjo yang kebanyakan dari Jawa Barat, jadi dialect Sunda, bakalan kerap terdengar di warung Burjo. Kalau menu favorite serta andalan di warung Burjo manapun adalah Nasi Telur. Saya pribadi sudah mencicipi 27 lebih Nasi Telur dari berbagai Burjo yang pernah saya kunjungi.
Meski begitu menu andalan lainya seperti nasi goreng, magelangan, nasi ayam, nasi sarden, nasi bandeng, mie dokdok, dan masih banyak lagi lainya, juga jadi primadona. Sementara itu gorengan juga selalu ada hampir di setian warung Burjo. Nah, lalu “Burjo” itu sebenarnya adalah singkatan dari bubur kacang ijo.
Tapi, tidak semua Warung Burjo, menjual bubur kacang ijo atau bubur ketan hitam, justru menu andalanya seperti menu – menu yang saya sampaikan tadi. Beberapa warung Burjo Jogja yang menjual bubur kacang ijo biasanya, selalu habis terjual di jam – jam sore hari. Itu sebabnya, mereka tidak hanya menjual bubur kacang hijau atau bubur ketan hitam.
Menarik sekali membicarakan warung Burjo ini, sebab banyak memory yang bakalan terekam di benak sobat disini. Warung makan murah di Jogja seperti warung Burjo ini kerap jadi tempat yang menginspiratif. Suasana yang nyaman, serta kesederhanaan sangat kental terasa.
Obrolan – obrolan menarik kerap terdengar di meja makan, pembicaraan mulai dari politik, ilmu pengetahuan, sepak bola, gurauan (candaan), serta pembicaraan menarik lainya. Masih teringat, ketika pertama kali datang ke Yogyakarta, saya makan bersama kakak di warung Burjo, dan saat itu kami memesan Magelangan.
Dari beberapa warung Burjo yang kami datangi selalu berikan cita rasa yang berbeda itu sebabnya ada pepatah mengatakan “beda tangan beda rasa”. Kebanyakan pelanggan warung Burjo adalah mahasiswa / mahasiswi. Karena alasan harga serta lokasi yang cukup mudah di jangkau.
Untuk urusan harga, saya perhatikan dua tahun terakhir ini harga makanan warung Burjo Jogja mulai ada kenaikan harga. Tapi tidak semua warung Burjo memiliki harga yang sama, karena tiap Burjo selalu memiliki perhitungan harga masing – masing. Tak heran bila omset bersih sehari pemilik warung Burjo bisa mencapai jutaan rupiah.
Itu dia Burjo Jogja, selai Angkringan yang lebih dahulu melambung namanya. Rata – rata harga per-porsi paling mahal sekalipun adalah 7.000 rupiah, cukup murah untuk makan hari ini. Bagaimana, sobat pasti tertarik untuk menjajal warung makan Burjo ini, apalagi saat sobat sedang liburan di Yogyakarta, sempatkan untuk mencoba cita rasanya.