Membawa pulang makanan atau minuman khas Jogja bisa kok dianggap sebagai oleh-oleh. Apalagi, banyak makanan khas Jogja yang susah Anda dapatkan di kota lainnya. Oleh-oleh makanan khas Jogja memang wajib banget dibeli saat Anda liburan di Kota Pelajar ini. Gak afdhol kalau pulang liburan gak bawa buah tangan apa-apa buat tetangga atau teman-teman di kantor atau kampus. Apalagi, Jogja punya segudang oleh-oleh makanan khas Jogja yang cocok dibeli setelah outbound di Jogja.
Kalau Anda ada rencana mau liburan ke Jogja akhir tahun ini, selain harus mengetahui di mana tempat wisata Jogja yang asyik dan wajib dikunjungi saat liburan, Anda juga harus tau apa aja sih oleh-oleh khas Jogja yang populer, terbaru, dan paling digemari oleh wisatawan. Tenang aja, kalau Anda mau belanja oleh-oleh makanan khas Jogja, budget yang Anda harus sediakan gak harus banyak-banyak kok karena Jogja emang terkenal apa-apanya murah, termasuk oleh-olehnya. Berikut De Jogja Adventure berikan oleh-oleh makanan khas Jogja yang murah tapi menarik.
Jajanan ringan satu ini memang menjadi oleh-oleh unggulan Yogyakarta. Makanan berbentuk bulat dengan tekstur isi yang lembut dan kulit ini menjadi buah tangan wajib jika anda berkunjung Yogyakarta.
Bakpia sebenarnya merupakan kue dari Cina bernama Tou Luk Pia yang berarti kue pia kacang hijau. Produksi bakpia diawali di kampung Pathuk Yogyakarta sekitar tahun 1948. Hingga terkenal dengan produksinya yakni Bakpia Pathuk. Tahun-tahun selanjutnya pabrik bakpia mulai menjamur di Yogyakarta.
Proses pembuatan bakpia dimulai dari pengolahan kacang hijau. Kacang hijau dipecah menjadi dua, kemudian dicuci bersih.
Selanjutnya, kacang hijau direndam untuk memisahkan kacang hijau dengan kulitnya. Proses selanjutnya dikukus, kemudian digiling bersama dengan gula pasir.
Kulit bakpia terbuat dari tepung terigu, gula pasir, air dan minyak goreng yang diaduk dalam mixer hingga kalis. Selanjutnya, dipanggang dan terakhir dikemas.
Isi bakpia memiliki banyak varian rasa yang selalu berkembang tiap tahunnya. Beberapa diantaranya adalah keju, cokelat, kacang hijau, nanas, cappucino, telo ungu, susu, durian, green tea dan kacang merah. Anda bisa mendapatkan bakpia dengan rentang harga Rp18.000 sampai Rp 36.000, tergantung rasa dan jumlah isi per kotak.
Bisa dibilang kue ini adalah mochi khas Yogyakarta. Yangko memiliki tekstur kenyal dengan isi kacang cincang di bagian dalam. Gambaran rasa Yangko sama seperti kue mochi, lebut, manis dan legit. Berikut fakta-fakta mengenai yangko.
- Jajanan satu ini terbuat dengan bahan utama tepung beras ketan.
- Yangko dibentuk menjadi kotak kecil aneka warna dengan taburan tepung di atasnya.
- Kini rasa Yangko mulai bervariasi mulai dari rasa original yakni gula dan kacang cincang sampai buah-buahan.
- Nama Yangko berasal dari kata Kiyangko. Dalam pelafalan Orang Jawa kata Kiyangko disingkat menjadi Yangko.
- Yangko berasal dari kawasan Kotagede Yogyakarta. Disana terdapat generasi pertama pembuat Yangko yakni Pak Prapto.
- Orang yang pertama kali mengenalkan Yangko adalah Mbah Ireng yakni kakek buyut Suprapto. Mbah Ireng telah berinovasi meproduksi Yangko sejak tahun 1921.
- Namun Yangko baru beredar luas di masyarakat pada sekitar tahun 1939. Yangko Kotagede biasa dikenal dengan Yangko citarasa tulen.
Dulu, Kotagede merupakan ibukota Kerajaan Mataram Islam. Kerajaan ini merupakan cikal bakal Kasunan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Pada zaman itu, Yangko hanya dapat dinikmati oleh raja-raja atau priyayi. Tidak semua rakyat dapat menikmatinya. Jika ingin mencoba Yangko rakyat harus mengeluarkan dana yang cukup besar. Bahkan Yangko dipercaya dipercaya merupakan makanan yang dibawa Pangeran Diponegoro saat bergerilya karena Yangko dapat bertahan lama dan tidak basi. Sangat mudah menemukan Yangko di Yogya. Hampir semua pusat oleh-oleh menjualnya.
Jajanan manis lainnya dari Yogyakarta adalah Geplak. Kuliner satu ini terbuat dari parutan daging kelapa kasar yang dimasak dengan campuran gula. Geplak Yogyakarta tersedia dalam berbagai varian rasa dengan warna cerah ceria.
Awalnya oleh-oleh khas Jogja yaitu Geplak dibuat dengan menggunakan gula tebu sehingga warnanya putih kelabu. Atau dengan gula kelapa sehingga berwarna kecoklatan. Kini, Geplak memiliki berbagai warna yang menggoda selera. Rasa manis Geplak dapat mengalahkan gula. Jika anda sedang minum teh manis setelah menyantap Geplak, teh anda akan terasa seperti teh tawar.
Tapi hal tersebut tidak akan mengurangi kenikmatan Geplak. Geplak berasal dari daerah Bantul. Oleh karenanya, Bantul biasa disebut Kota Geplak. Hal ini tak lepas dari sejarah Bantul yang merupakan daerah penghasil kelapa dan penghasil gula. Pada masa kolonial Belanda, Bantul memiliki enam buah pabrik gula. Tanah pertanian ditanami tebu.
Bagaimana dengan kelapa? Karena Bantul terletak di pesisir selatan, Bantul memiliki banyak populasi pohon kelapa. Produksi gula dan kelapa inilah yang melahirkan jajanan Geplak. Dulu, Geplak juga dijadikan sebagai makanan utama saat masa paceklik tiba. Apalagi Geplak merupakan jajanan yang tergolong awet. Sampai satu bulan, Geplak tidak akan tengik. Namun anda tidak harus ke Bantul untuk mendapatkan Geplak. Geplak banyak tersebar di pusat oleh-oleh Yogyakarta. Jika anda sempat berkunjung ke Bantul, anda dapat berkunjung ke toko Geplak Jago. Selain toko, Geplak Jago juga merupakan produsen Geplak. Toko Geplak Jago berlokasi di Jalan Wachid Hasyim No. 28, Bantul. Biasanya Geplak dijual sekitar Rp 16.000 per kg. Tapi harga Geplak akan naik pada saat liburan atau lebaran.
Monggo merupakan cokelat asli dari Yogyakarta yang diracik oleh Thiery Detournay. Thiery Detournay merupakan seorang pria dari Belgia. Oleh karenanya, Cokelat Monggo memiliki cita rasa yang tinggi dan unik layaknya cokelat Belgia. Bisa dibilang Cokelat Monggo merupakan cokelat lokal asli Indonesia tapi berkualitas Internasional.
Monggo merupakan bahasa Jawa yang memiliki arti ‘silahkan’. Cokelat Monggo dibuat dengan menggunakan cokelat asli Indonesia seperti cokelat dari pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi. berbagai varian rasa telah bermunculan seperti:
- Dark
- Praline
- Red chili
- Orange pee
- Caramello
- White chocolate
- Macademia
- Marzipan
- Mangga
- Durian
Cokelat Monggo sangat cocok sebagai oleh-oleh khas jogja karena dibuat dari premium dark chocolate hingga 69% kakao. Rasa Cokelat Monggo tidak semanis cokelat biasanya karena dark chocolate yang cenderung pahit. Sehingga Cokelat Monggo aman dikonsumsi bagi pelaku diet dengan kadar lemak rendah. Cokelat lainnya biasanya mengandung milk chocolate atau cokelat yang mengandung susu sehingga terasa manis. Campuran lain cokelat Monggo adalah jahe, mete dan bahan lainnya, sebagai berikut:
Kemasan Cokelat Monggo juga memiliki ciri khas tersendiri bagi pembeli. Kemasan dibuat dari limbah kertas (kertas daur ulang) yang dijamin berkualitas baik karena bersertifikat FSC.
Selain itu, di kemasan juga terdapat ilustrasi yang menunjukkan keragaman buaya di Yodyakarta seperti wayang, becak, candi Borobudor dan lainnya.
Pabrik pembuatan cokelat Monggo berada di daerah Kotagede. Disana cokelat Monggo juga memiliki showroom di Jalan Dalem KG III/978, Purbayan Kotagede, Yogyakarta. Kini, cokelat yang telah diproduksi sejak 2005 ini tidak hanya dijual di Yogyakarta tetapi juga di Jakarta, Bali dan Surabaya. Namun produksi utama tetap dilaksanakan di Kotagede Yogyakarta.
Anda bisa mendapatkan Cokelat Monggo dengan harga mulai dari Rp 29.000 sampai Rp 100.000. tenang saja, harga tersebut sebanding dengan rasa yang unik dan menarik khas Cokelat Monggo.
Gudeg atau Gudheg merupakan makanan khas Yogyakarta dan Jawa Tengah. Gudep terbuat dari nangka muda atau gori yang dimasak dengan santan. Agar dapat berwarna cokelat, gudeg harus dimasak dengan daun jati dalam waktu yang cukup lama. Gudep biasa disajikan dengan kuah santan (Areh), ayam kampung, telur, tahu dan sambal goreng krecek. Ada beberapa jenis gudeg yang bisa anda ketahui dan dapat anda beli untuk oleh-oleh khas liburan anda sebagai berikut:
Kini gudeg tersedia dalam bentuk kering atau gudeg kaleng. Anda dapat membelinya untuk oleh-oleh bagi keluarga anda. Tak banyak berbeda dengan gudeg basah, gudeg kering tetaplah nikmat. Hanya saja anda perlu memasaknya lebih lama dan rasanya cenderung lebih manis dari gudeg basah. Gudeg kering dapat bertahan hingga 3 hari. Untuk penyimpanan, anda dapat meletakkan gudeg kering di lemari es. Agar bebas dari pengaruh suhu ruangan. Jika anda memesan gudeg untuk dibawa pulang, biasanya gudeg dikemas dalam besek atau kendil.
Gudeg kaleng memiliki waktu kadaluarsa yang cukup lama, bahkan hingga setahun. Tidak perlu khawatir karena gudeg kaleng dibuat tanpa bahan pengawet atau MSG. Pembuatan gudeg sangatlah aman dan higienis. Setelah dimasukkan ke kaleng, gudep dipanaskan hingga suhu 130 derajat celcius selama beberapa jam. Selanjutnya direndam dengan air dingin. Salah satu proses pengawetan gudep juga dilakukan di laboratorium LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) di Gunungkidul dan mendapat sertifikasi BPOM dan MUI. Di dalam gudeg kaleng terdapat:
- Gori (nangka muda)
- Krecek (krupuk kulit sapi)
- Sambal goreng tempe
- Telur itik
- Daging Ayam Kampung
- Kacang Tolo
- Areh
- Cabe
Salak Pondoh merupakan salah satu buah khas Yogyakarta. Berbeda dengan salak lainnya, Salak Pondoh memiliki daging berwarna putih dengan rasa yang manis segar. Anda tidak akan cukup mencicipi satu buah saja. Salak Pondoh banyak tumbuh di daerah Sleman, tepatnya di lereng Gunung Merapi. Tanah di kawasan lereng Gunung Merapi memang cocok untuk budidaya Salak Pondoh. Selain Sleman, Salak Pondoh juga tumbuh di daerah Muntilan dan Magelang.
Kalau Anda berwisata di kawasan Kaliurang, udah pasti Anda akan banyak menemukan penjual jadah tempe. Yap, makanan khas Jogja atas ini memang sangat terkenal di kalangan wisatawan. Jadah adalah makanan olahan ketan sedangkan tempe adalah olahan kedelai yang biasa kita kenal.
Oleh-oleh yang satu ini menggunakan tempe bacem bercitarasa manis sehingga akan berpadu nikmat dengan rasa jadah yang gurih-asin. Jadah tempe bisa Anda temui di kawasan Kaliurang. Makanan ini bukan makanan kering jadi memang tak seawet camilan lainnya. Tapi, masih oke kok dijadikan oleh-oleh kalau jarak dari Jogja ke tempat tinggalmu tak begitu jauh.